Kampung Adat Cireundeu bukan sekadar wilayah geografis di Kota Cimahi; ia adalah ruang hidup yang berdenyut dengan kearifan. Di sini, setiap langkah masyarakatnya berpijak pada nilai-nilai yang diwariskan turun-temurun. Falsafah hidup seperti “Ngindung ka waktu, mibapa ka jaman” menjadi pedoman yang mengajarkan kita untuk menghormati masa lalu, tetapi juga berani berdialog dengan masa kini. Dalam setiap naskah, ritual, dan laku hidupnya, Cireundeu menuturkan kisah tentang kesederhanaan, keteguhan, dan kebijaksanaan yang lahir dari kedekatan dengan alam serta rasa hormat terhadap Sang Pencipta.
Buku ini berusaha merekam denyut kehidupan itu melalui pandangan budaya, sejarah, dan sosial masyarakatnya. Kami menulis bukan hanya untuk mendokumentasikan, tetapi juga untuk membuka ruang pemahaman baru bagi generasi muda agar mereka mengenal akar budayanya sendiri. Dalam era modern yang serba cepat ini, menjaga warisan budaya bukan berarti menolak perubahan, tetapi memastikan agar setiap langkah kemajuan tetap berpijak pada akar yang kuat.
